Dialog Publik SIEJ Jambi Mengulik Visi Misi Calon Gubernur, Robert Aritonang Ingatkan Jangan Buta Politik

Table of Contents
Staf senior KKI Warsi, Robert Aritonang, pada acara Dialog Publik yang digelar SIEJ-Universitas Nurdin Hamzah Jambi, Kamis (7/11/2024). 

JAMBI – Masyarakat jurnalis lingkungan Indonesia/Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) simpul Jambi menggelar dialog publik yang mengulik visi misi calon Gubernur Jambi terhadap keadilan lingkungan, Kamis (7/11/2024) siang, bertempat di Kampus Universitas Nurdin Hamzah, Jambi.

Koordinator SIEJ Simpul Jambi, Suang Sitanggang, mengungkapkan dialog publik ini digelar sebagai upaya menggaungkan isu krisis lingkungan pada masa kampanye Pilkada 2024 ini.

SIEJ melihat isu lingkungan masih sangat minim dalam pembahasan di ruang pilkada. Tidak terlihat bagaimana calon gubernur meyakinkan publik untuk menata lingkungan yang lebih baik, mulai dari persoalan deforestasi, tambang, kerusakan sungai, konflik agrarian, dan yang lainnya.

Padahal ini menyangkut masa depan Jambi, dan berpengaruh besar pada kehidupan masyarakat. “Kita sebenarnya berharap di Pilkada ini ada pertarungan ide dan gagasan. Tapi yang terjadi justru hanya persoalan pribadi yang digaungkan. Hanya ribut urusan pemakai narkoba dan tarik kolor,” kata Suang Sitanggang.

Robert Aritonang, Staf Senior KKI Warsi berlatar belakang antropolog, yang menjadi penanggap dalam diskusi ini, menyebut masyarakat selama ini ketidakadilan lingkungan masih sangat terasa di Jambi.

“Orang yang melakukan bakar lahan dengan kearifan lokal ditangkap, masuk penjara. Sementara di sisi lain, perusahaan yang lahannya terbakar tidak dapat sanksi. Inikah keadilan lingkungan?” kata Robert di hadapan seratusan peserta diskusi sebagai bahan refleksi.

Robert Aritonang menambahkan, Pilkada ini harus menjadi perhatian serius masyarakat. Publik perlu berpartisipasi, mendalami program yang ditawarkan kandidat, agar nantinya bisa menagih janji-janji masa kampanye.

“Kita tidak boleh buta politik. Kepala daerah yang terpilih yang akan menentukan mau dibawa ke mana Jambi ini, sebab mereka yang akan membuat kebijakan,” ungkapnya.

Untuk itu, kata Robert, perlu menganalisa seperti apa gambaran nasib Jambi di tangan calon yang bertarung ini. “Siapapun yang nanti terpilih, harus dikawal kebijakannya, jangan sampai membuat masyarakat sengsara,” terangnya.

Pada Pilkada Jambi 2024, ada dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang bertarung, yakni Romi Hariyanto-Sudirman dan Al Haris-Abdullah Sani

Menurut Suhendri, yang jadi pembicara di dialog publik ini, visi misi yang dipaparkan kedua paslon memberikan porsi kecil terhadap kelestarian lingkungan.

Pembicara dalam Dialog Publik SIEJ-UNH. Kiri ke kanan: Suhendri, Nurbaya, Suang Sitanggang; moderator Gresi Plasmanto

“Paslon nomor satu memiliki program Jambi Martabat Lestari yaitu pemberian bantuan sebesar 300 juta per desa. Jika dana ini digunakan untuk kegiatan pembukaan lahan misalnya tentu saja akan membahayakan kelestarian lingkungan,” katanya.

Kepala Program Pendidikan Ilmu Pemerintahan Universitas Nurdin Hamzah (UNH) ini juga menyebutkan program paslon nomor 1 yang akan menjadikan Geopark Merangin berkelas dunia.

“Untuk paslon nomor 2 belum bervisi lingkungan meskipun dari studi yang dilakukan pada tahun 2022 luas lahan provinsi Jambi yang terbakar berkurang,” ujarnya.

Sementara Direktur Yayasan Setara Nurbaya yang juga menjadi salah satu pembicara mengatakan bahwa isu pangan adalah isu yang wajib dimasukkan dalam visi misi kedua kandidat gubernur karena pangan sangat berkaitan dengan lingkungan.

Ia mengambil contoh kabupaten Tanjung Jabung Timur yang dulu merupakan memiliki lahan persawahan yang luas dan menjadi lumbung padi Provinsi Jambi yang sekarang telah beralih fungsi padahal kabupaten ini adalah kabupaten pertama di Indonesia yang memiliki peraturan daerah tentang pencegahan alih fungsi lahan pangan.

“Seharusnya ada evaluasi capaian dari pemerintah sebelumnya jadi jangan hanya melanjutkan saja,” kata Nurbaya.

Dalam kesempatan ini Suang mengatakan bahwa janji politik calon petahana tidak terealisasi.

“Janji untuk Batanghari bersih tidak terealisasi hingga saat ini karena kita semua melihat kondisi sungai Batanghari yang masih kotor dan tercemar sementara paslon nomor 1 tidak memasukkan isu lingkungan dalam visi misi mereka” kata Suang.

Menurutnya calon gubernur ideal untuk Provinsi Jambi saat ini adalah gubernur yang berani mencabut izin pengelola kawasan hutan yang melanggar aturan dan tidak lagi mengizinkan angkutan batubara melewati jalan umum dan sungai.

Diskusi ini dihadiri oleh mahasiswa UNH dan beberapa universitas lain, media dan organisasi non-pemerintah.

Musisi Jambi, Ismed Raja, yang juga hadir dalam dialog publik.

Sementara Ismet Raja, seniman serta aktivis lingkungan Jambi mengatakan bahwa masyarakat khususnya mahasiswa harus konsisten dalam mengawal para pemimpin dan bisa mengintervensi kebijakan yang diambil oleh mereka.

Acara diskusi publik ini juga mengundang kedua paslon gubernur Provinsi Jambi namun hingga acara dilaksanakan tidak ada paslon atau perwakilan dari tim kampanye kedua paslon yang hadir.

Di akhir diskusi Suang menegaskan bahwa SIEJ merupakan organisasi jurnalis yang tidak melakukan aktivitas politik praktis namun tetap mengawal pemerintah dan kebijakannya agar berpihak pada masyarakat dan lingkungan. (*)

 

 

Post a Comment